Hubungan durasi ketuban pecah dini dengan asfiksia neonatorum di RSUD Negara tahun 2020
- PDF  |
- DOI: https://doi.org/10.15562/ism.v12i1.981  |
- Published: 2021-04-01
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | ISM Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | ISM Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | ISM Journal
Introduction: Premature rupture of membranes (PROM) was still a significant cause of maternal or neonatal morbidity. Prolonged PROM caused asphyxia due to oligohydramnios that exert pressure to the placenta and causing vasoconstriction of blood vessels. This study aimed to understand the association between duration of PROM and the presence of asphyxia among neonates delivered in RSUD Negara in 2020.
Methods: This was a cross-sectional study involving woman who was diagnosed with PROM and delivered in RSUD Negara during January - December 2020, included by total sampling. The duration of PROM, neonatal asphyxia, parity, maternal age and mode of delivery data were collected from medical records. The data were analyzed by the Chi-square test. The p-value <0.05 was considered significant.
Results: This study included 220 mothers with PROM. The incidence of asphyxia neonatorum in this study was 17.7%. The majority of the patients were 20-35 years old (75.5%), had parity <2 or> 3 (79.1%), had assisted-delivery (63.6%) and duration of PROM was 6-12 hours (59.5%). The duration of PROM was significantly associated with the incidence of neonatal asphyxia (p<0.05).
Conclusion: The longer duration of PROM was associated with a higher incidence of neonatal asphyxia. Effective management of PROM is important to minimize the risk of neonatal asphyxia.
Latar belakang: Ketuban pecah dini (KPD) masih menjadi penyebab morbiditas maternal maupun neonatus. KPD berkepanjangan berpotensi menyebabkan asfiksia karena terjadinya oligohidramnion yang menekan plasenta sehingga menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara durasi KPD dengan asfiksia neonatorum di RSUD Negara pada tahun 2020.
Metode: Rancangan penelitian ini adalah analitik observasional potong lintang. Sampel penelitian adalah wanita yang terdiagnosis dengan KPD dan menjalani persalinan di RSUD Negara pada periode Januari – Desember 2020 yang dikumpulkan secara total sampling. Data durasi KPD, kejadian asfiksia neonatorum, paritas, usia maternal dan cara persalinan dikumpulkan dari rekam medis. Data kemudian dianalisis secara bivariat dengan uji Chi-square. Hubungan dikatakan signifikan bila diperoleh nilai p<0,05.
Hasil: Penelitian ini menginklusi sebanyak 220 ibu dengan KPD. Kejadian asfiksia neonatorum pada penelitian ini sebanyak 17,7%. Mayoritas pasien berusia 20-35 tahun (75,5%), memiliki paritas <2 atau >3 (79,1%), melakukan persalinan dengan tindakan (63,6%) dan memiliki durasi KPD 6-12 jam (59,5%). Durasi KPD berhubungan signifikan dengan kejadian asfiksia neonatorum (p<0,05).
Simpulan: Durasi KPD yang lebih lama berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum yang lebih tinggi. Pemilihan penatalaksanaan KPD yang efektif penting untuk meminimalisasi risiko asfiksia neonatorum.