Hubungan kadar hemoglobin dengan kejang demam pada anak usia balita di RSUD Wangaya
- PDF  |
- DOI: https://doi.org/10.15562/ism.v11i2.596  |
- Published: 2020-08-01
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | ISM Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | ISM Journal
Latar Belakang: Sekitar 2-4% anak berumur 6 bulan hingga 5 tahun mengalami kejang demam dengan puncak insiden pada usia 18 bulan. Begitu pula halnya anemia, anak usia 6 hingga 30 bulan memiliki kadar hemoglobin terendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara kadar hemoglobin dengan kejang demam.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian potong lintang (cross-sectional) dilakukan di Ruang Kaswari RSUD Wangaya pada Bulan Agustus 2019. Pasien anak usia 6 bulan hingga 5 tahun dengan demam >38oC dengan kejang atau tanpa kejang yang dirawat inap yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukan ke dalam sampel dengan teknik consecutive sampling. Analisis bivariate dilakukan dengan uji Chi-square.
Hasil: Dari 46 sampel yang didapat 20 pasien (43%) merupakan kejang demam, dan 26 pasien (57%) demam tanpa kejang. Pada kedua kelompok memiliki proporsi jumlah sampel laki-laki yang tidak jauh berbeda 60% dan 69% begitu pula dengan sampel perempuan. Kelompok usia terbanyak adalah kelompok usia 1-2 tahun yang mendominasi sekitar 37% dari sampel. Sebagian besar infeksi yang mendasari adalah infeksi saluran napas yaitu sekitar 35%. Hasil dari analisis uji Chi-square didapatkan hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dan kejang demam (p<0,05).
Simpulan: Ditemukan hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin yang rendah dengan kejang demam. Penelitian dengan rancangan prospektif perlu dilakukan untuk memastikan kadar hemoglobin sebagai faktor resiko kejang demam.