Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

SYOK SEPTIK DISERTAI HIPOKSIA HEPATIK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KLUNGKUNG, BALI-INDONESIA: SEBUAH LAPORAN KASUS

Abstract

Latar Belakang: Sepsis merupakan suatu kondisi sindroma klinik yang terjadi oleh karena respon tubuh yang berlebihan terhadap suatu infeksi yang meliputi proses inflamasi, autoimun, dan koagulasi. Penanganan sepsis membutuhkan diagnosis yang cepat serta terapi yang tepat untuk menurunkan angka mortalitas yang diakibatkan oleh kondisi ini. Laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran sepsis yang disertai dengan hipoksia hepatik serta penanganan yang diberikan untuk menangani kondisi tersebut.

Kasus: Pasien laki-laki 68 tahun datang diantar keluarga ke Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung dengan keluhan penurunan kesadaran. pemeriksaan fisik ditemukan adanya sesak (laju respirasi 30 kali/menit), tekanan darah 60 mmHg per palpasi, saturasi 85% via non rebreathing mask oksigen 12 liter per menit, denyut nadi 122 kali per menit, GCS E1V3M4, suhu 35,9o C. Kedua sklera tampak mengalami ikterus, dari pemeriksaan fisik paru ditemukan adanya ronkhi bilateral, akral teraba dingin. Melalui pemeriksaan complete blood count ditemukan adanya leukositosis (26,3 x 109/L) dengan predominan limfosit (11,2 x 109/L). Dari pemeriksaan fungsi hati ditemukan adanya peningkatan SGOT (473 mg/dl) dan SGPT (208 mg/dl), total protein yag rendah (4,6 mg/dl), dan albumin yang rendah (2,5 mg/dl). Pemeriksaan fungsi ginjal ditemukan adanya peningkatan dari ureum (137 mg/dl) dan kreatinin (2,1 mg/dl).

Simpulan: Penanganan sepsis harus didasarkan pada diagnosis cepat dan penanganan resusitasi yang tepat untuk mengurangi angka mortalitas yang disebabkan oleh sepsis.

References

  1. Martin G,S, Mannimo D,M, Eaton S, Moss M. The epidemiology of sepsis in the United States from 1979 through 2000. N eng J Med. 2003;348:1546-54.
  2. Tanriover, Guven GS, Unal ,S, Uzun, O. Epidemiology and outcome of sepsis in a tertiary-care hospital in a developing country. Epidemiol. Infect. 2006;134:315-322.
  3. Nguyen SQ, Mwakalindile ,E, Booth JS, Hogan V, Morgan J, Prickett CT, Donnelly JP, Wang HE. Automated electronics medical record sepsis detection in the emergency department. Peer J. 2014; 343:1-10.
  4. Gotts JE, Matthay M. Sepsis: pathophysiology and clinical management. BMJ. 2016;i1585.
  5. Mahavankul W, Nickerson EK, Srisomag P, Teparrukkul P, Lorvinitum P, Wongyingsinn M, et al. Feasibility of modified surviving sepsis campaign guidelines in a resource-restricted setting based on a cohort study of severe S. aureus sepsis. Plos One. 2012; 7(2):e329858.
  6. Schuetz P, Mueller B. The role of immune and metabolic biomarkers for improved management of sepsis patients. Expert Rev. Clin Immunol. 2014; 10(9):1265-1262.
  7. Rudd KE, Tutaryeba LK, West E. Presentation, management, and outcomes of sepsis in adults and children admitted to a rural Ugandan hospital: a prospective observational cohort study. Plos One. 2017; 12(2): e0171422.
  8. Phua J, Koh Y, Du B, Tang YQ, Divatia JV, Tan CC, et al. management of severe sepsis in patients admitted to Asian intensive care units: prospective cohort study. BMJ. 2011;342:d3245.
  9. Szakmany T, Lundin RM, Sharif B, Ellis G, Morgan P, Kopczynska M, et al. Sepsis prevalence and outcome on the general wards and emergency departements in Wales: result of a multi-centre observational, point prevalence study. Plos One. 2016; 11(2): 30167230.
  10. Russel JA. Management of sepsis. N Eng J Med. 2006;355:1699-713.

How to Cite

Sudiantara, P. H., & Dharmapala, J. (2018). SYOK SEPTIK DISERTAI HIPOKSIA HEPATIK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KLUNGKUNG, BALI-INDONESIA: SEBUAH LAPORAN KASUS. Intisari Sains Medis, 9(3). https://doi.org/10.15562/ism.v9i3.304

HTML
528

Total
3491

Share

Search Panel

Putu Herdita Sudiantara
Google Scholar
Pubmed
ISM Journal


Juslaksmi Dharmapala
Google Scholar
Pubmed
ISM Journal