Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Profil efek samping minor pada penggunaan OAT Kategori I pada pasien tuberkulosis paru di Poliklinik Paru RSUP Sanglah Oktober 2017 – Februari 2018

Abstract

Background: Tuberculosis (TB) is a disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Indonesia is one of the countries with a high incidence of tuberculosis. Indonesia adopted DOTS as TB control with the use of OAT. Long-term treatment with OAT can cause mild or severe side effects.

Aim: This research aimed to determine the minor side effects profile of ATT category I in patients with pulmonary tuberculosis in Pulmonary Poly of RSUP Sanglah.

Methods: This research was a retrospective descriptive study with a cross-sectional approach. The subjects were 35 patients diagnosed with pulmonary tuberculosis and did treatment in Pulmonary Poly of RSUP Sanglah from October 1, 2017, until January 31, 2018. This research is using primary data the questionnaire that has been validated and then adopted by the authors and secondary data using medical records obtained at Pulmonary Poly of RSUP Sanglah.

Results and Conclusion: Patients with pulmonary tuberculosis was 94.3% experience sweat or urine in orange; 54.3% experienced nausea with or without vomiting, and 48.6% experienced no appetite. Adults experienced 3 to 4 minor side effects.

 

 

Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Salah satu negara yang memiliki angka kejadian tuberkulosis yang cukup tinggi adalah Indonesia. Indonesia mengadopsi DOTS sebagai penanggulangan TB dengan penggunaan OAT. Pengobatan jangka panjang dengan OAT dapat menimbulkan efek samping yang ringan ataupun berat.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil efek samping minor penggunaan OAT kategori 1 pada pasien TB paru di Poliklinik Paru RSUP Sanglah.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan rancangan penelitian cross sectional. Subjek penelitian adalah 35 pasien yang terdiagnosis menderita tuberkulosis paru dan melakukan pengobatan di Poli Paru RSUP Sanglah pada rentang waktu 1 Juli 2017 s.d. 31 Januari 2018. Data penelitian adalah data primer yang diperoleh dari kuisioner yang sudah tervalidasi dan kemudian diadaptasi oleh penulis dan data sekunder yang menggunkan Rekam Medis yang diperoleh di Poliklinik Paru RSUP Sanglah.

Hasil dan Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien TB paru mengalami keringat atau urin berwarna oranye (94,3%), mual dengan atau tanpa disertai muntah (54,3%), dan mengalami tidak nafsu makan (48,6%). Lalu responden kategori umur dewasa mengalami 3 sampai 4 efek samping minor.

References

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. InfoDATIN. Katalog Dalam Terbitan: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2016.
  2. World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2016. Global Tuberculosis Report; 2017.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Katalog Dalam Terbitan: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2014: pp.1–210.
  4. PDPI. Pedoman Penatalaksanaan TB (Konsensus TB). Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2011: pp.1–55.
  5. Farazi, A., Sofian, M., Jabbariasl, M. et al. Adverse Reactions to Antituberculosis Drugs in Iranian Tuberculosis Patients; 2014.
  6. Kurniawati, F., Sulaiman, S. A. S., Gillani, S.W. Adverse Drug Reactions of Primary Anti- tuberculosis Drugs Among Tuberculosis Patients Treated in Chest Clinic. Int. J. of Pharm. & Life Sci. (IJPLS). 2012 Jan 1; Vol.3 ISSN: 0976-7126; page no. 1331-1338.)
  7. Rajanandh, MG., Nageswari, AD., Ramasamy, C., Dinesh, V. Side Effects of Antitubercular Drugs on Directly Observed Treatment Strategy Underrevised National Tuberculosis Control Programme in a Teaching Hospital. Global Journal of Pharmacology. 2012; 6 (1): 29-32.
  8. Abbas, A. Monitoring Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Pada Pengobatan Tahap Intensif Penderita TB Paru di Kota Makassar. Journal of Agromedicine and Medical Sciences. 2017; 3 (1):19-25.
  9. Farhanisa, Untari EK., Nansy, E. Kejadian Efek Sampig Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Kategori I pada Pasien TB Paru di Unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru (UP4) Provinsi Kalimantan Barat. JMFarmasi. 2015; 3 (1): 7-9.
  10. Sari ID, Yuniar Y, dan Syarifuddin M. Studi Monitoring Efek Samping Obat Antituberkulosis FDC Kategori 1 di Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat. Media Litbangkes. 2014; 24(1);28-35.
  11. Mahfuziah, I. “Gambaran Faktor Risiko Penderita TB Paru Berdasarkan Status Gizi dan Pendidikan di RSUD Dokter Soedarso”(tesis) Pontianak: Universitas Tanjungpura; 2014.
  12. Hartini, T. "Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru BTA Positif dan Hasil Pengobatannya di Poli Paru RSUD Deli Serdang Tahun 2011-2012" (skripsi). Medan: Universitas Sumatra Utara; 2013.
  13. Asati, A. Indurkar, M. Profile Drugs Reactions in TB Patients Taking ATT. JMSCR. 2016; 4 (12):14589-92.
  14. Oliviera, Ivona; Kholis, Fathur Nur; Ngestiningsih, Dwi. “Pola Kejadian Penyakit Komorbid Dan Efek Samping Oat Pada Pasien Tuberkulosis Di Rsup Dr. Kariadi” (skripsi). Jurnal Kedokteran Diponegoro; 2016. [S.L.], V. 5, N. 4, P. 1081-1091, ISSN 2540-8844.
  15. Resende LSO, Dos Santos-Neto ET. Risk factors associated with adverse reactions to antituberculosis drugs. Journal Brasileiro de Pneumologia. 2015; 41(1):77-89.
  16. Yuliana, K., Yovi, I., & Restuastuti, T. Karakteristik Pasien Tuberkulosis Paru Kasus Baru yang Dinyatakan Sembuh di Poli Paru RSUD Arifin Achmad Periode Januari 2011-Desember 2013. Jom. 2014; 1 (2): 1-11.
  17. Puspitasari, Putri; Wongkar, M.C.P; Surachmanto, Eko. “Profil Pasien Tuberkulosis Paru Di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado”, (skripsi), Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi; 2014.
  18. Izzati, S., Basyar, M., & Nazar, J. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4 (1): 262-268.
  19. Rukmini dan Chatarina, U.W. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kejadian TB Paru Dewasa di Indonesia (Analisis Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2011; 14 (4): 320–331.
  20. Panjaitan, F. “Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Dewasa Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Dr. Soedarso Pontianak Periode Septmber-November 2010” (skripsi). Pontianak: Universitas Tanjungpura; 2012.
  21. Natalie, Josephine; Kholis, Fathur Nur; Ngestiningsih, Dwi. “Jenis – Jenis Efek Samping Pengobatan Oat Dan Art Pada Pasien Dengan Koinfeksi Tb/Hiv Di Rsup Dr. Kariadi” (skripsi). Jurnal Kedokteran Diponegoro; 2016. [S.L.], V. 5, N. 4, P. 1134-1145, ISSN 2540-8844.
  22. Arbex, M.A., Varella, M., Siqueira, H. et al. Antituberculosis drugs: Drug interactions, adverse effects, and use in special situations. Part 1: First-line drugs. J Bras Pneumol. 2010; 626–640.
  23. Rana, F. Rifampicin – an overview. Int J Res Pharm Chem. 2013; 3, 83–87.
  24. Wiyati, T., Irawati, D., Budiyono, I. I. Studi Efek Samping Obat dan Penanganannya pada Pasien TB Paru di Puskesmas Melong Asih Cimahi. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol. III; 2014.
  25. Rezki, Kiki. “Pemantauan Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada Penderita TB Dalam Pengobatan Tahap Intensif di BBKPM Kota Makassar”, (skripsi). Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin Makassar; 2017.

How to Cite

Gunawan, G. N. B. W., Mahendra, A. N., & Dewi, N. W. S. (2020). Profil efek samping minor pada penggunaan OAT Kategori I pada pasien tuberkulosis paru di Poliklinik Paru RSUP Sanglah Oktober 2017 – Februari 2018. Intisari Sains Medis, 11(3), 1091–1095. https://doi.org/10.15562/ism.v11i3.261

HTML
176

Total
157

Share

Search Panel

Gusti Ngurah Bagus Wira Gunawan
Google Scholar
Pubmed
ISM Journal


Agung Nova Mahendra
Google Scholar
Pubmed
ISM Journal


Ni Wayan Sucindra Dewi
Google Scholar
Pubmed
ISM Journal