Hubungan kualitas tidur terhadap intoleransi glukosa pada mahasiswa pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas udayana
- pdf  |
- DOI: https://doi.org/10.15562/ism.v14i1.1627  |
- Published: 2023-03-31
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | ISM Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | ISM Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | ISM Journal
Background: Sleep play significant role in maintaining human homeostasis. However, lately many people forgot about their sleep, especially medical student that vulnerable to bad sleep quality. Bad sleep quality can disrupt glucose metabolism. That impairment can lead to manifesting glucose intolerance in that individual. The purpose of this study is to find out the correlation between poor sleep quality and glucose intolerance on medical education student at the Faculty of Medicine, Udayana University.
Methods: This research is analytics cross sectional using a retrospective questionnaire and Oral Glucose Tolerance Test (OGTT), using variable measurement: sleep quality, glucose tolerance, age, gender, and body mass index (BMI), with a total of 57 samples. Data is processed, analyzed, and presented using IBM SPSS Statistic 26.
Results: Majority of samples was male as many as 32 peoples (56.1%) and female, namely 25 peoples (43.1%). The highest number of samples aged 21 years (80.7%), and BMI <25, was 41 peoples (71.9%) and obesities or with BMI ≥ 25 as many as 16 peoples (28.1%). Samples with poor sleep quality was 28 peoples (49.1%) and with enough sleep quality 29 samples, and identified with glucose intolerance, was 13 samples (22.8%). Majority of student with enough and poor sleep quality had normal glucose tolerance. Correlation test using spearman rank indicate p=0,704.
Conclusion: There is no correlation between poor sleep quality and glucose intolerance on medical education student at the Faculty of Medicine, Udayana University, probably caused by other variables that not included in this research.
Latar belakang: Tidur berperan penting dalam mempertahankan homeostasis tubuh. Namun, belakangan ini banyak orang yang melupakan tidurnya, khususnya mahasiswa kedokteran yang merupakan kelompok yang rentan mengalami kualitas tidur yang buruk. Buruknya kualitas tidur dapat menyebabkan gangguan pada metabolisme glukosa. Hal tersebut akan mengarah pada terjadinya intoleransi glukosa pada individu tersebut. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan intoleransi glukosa pada mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik secara cross sectional menggunakan kusioner retrospektif dan pemeriksaan Oral Glucose Tolerance Test (OGTT), menggunakan pengukuran variabel: kualitas tidur, toleransi glukosa, usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh (IMT), dengan jumlah sampel sebanyak 57 orang. Pengolahan, analisis, dan penyajian data menggunakan IBM SPSS Statistic 26.
Hasil: Sebagian besar sampel berjenis kelamin laki-laki sebanyak 32 orang (56,1%), diikuti perempuan sebanyak 25 orang (43,1%). Mayoritas sampel berusia 21 tahun (80,7%), dan memiliki IMT <25 sebanyak 41 orang (71,9%) dan obesitas atau IMT ≥ 25 sebanyak 16 orang (28,1%). Sampel dengan kualitas tidur kurang sebanyak 28 orang (49,1%) dan kualitas tidur cukup 29 orang (50,1%), serta teridentifikasi dengan intoleransi glukosa 13 (22,8%). Mahasiswa dengan kualitas tidur cukup maupun kurang, sebagian besar memiliki toleransi glukosa yang baik. Uji korelasi menggunakan spearman rank menunjukkan p=0,704.
Kesimpulan: tidak terdapat hubungan antara antara kualitas tidur dengan intoleransi glukosa pada mahasiswa Pendidikan Dokter Universitas Udayana yang kemungkinan disebabkan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.