Hormon testosteron pada pria mengalami penurunan seiring terjadinya proses penuaan sehingga mengakibatkan ekspresi mRNA reseptor androgen pada jaringan penis juga menurun. Penurunan ekspresi mRNA androgen reseptor pada penis mengakibatkan atrofi pada jaringan erektil penis sehingga menimbulkan keluhan pada fungsi organ reproduksi dan seksual pria. Hormon testosteron berperan memodulasi proliferasi jaringan erektil penis melalui regulasi reseptor androgen, namun efek pemberian terapi sulih testosteron terhadap ekspresi mRNA AR pada penis masih terbatas. Rancangan penelitian ini menggunakan Randomized Post-Test Only Control Group Design. Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi Universitas Udayana selama 12 minggu terhadap 36 ekor tikus wistar dewasa kastrasi yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol dan 1 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol diberikan suntikan Aquabidest 18µl/minggu secara intramuskular dan kelompok perlakuan diberikan suntikan testosteron 4,5mg/250gr BB/minggu secara intramuskular. Setelah 28 hari seluruh tikus dieutanasia dan diambil jaringan penisnya untuk pemeriksaan ekspresi mRNA AR. Ekspresi mRNA AR diukur dengan menggunakan metode real time PCR. Analisis komparasi dengan t-independence test pada data ekspresi mRNA AR posttest menunjukkan hasil yang berbeda bermakna dengan nilai p=0,001 (p<0,05). Simpulan penelitian ini ialah terapi sulih testosteron (testosterone replacement therapy) meningkatkan ekspresi messenger ribonucleaic acid (mRNA) reseptor androgen pada penis tikus wistar (Rattus norvegicus) dewasa yang dikastrasi.
Â
Â
Â